Mencipta Karya Orisinal

~ Selasa, Agustus 10, 2010

Kreativitas sangat dibutuhkan dalam menggeluti profesi satu ini. Nggak heran kalau seorang desainer atau perancang busana harus kaya inspirasi. Wanna be a designer? Ada baiknya belajar dari pengalaman Sianne Avantie atau yang lebih dikenal dengan Anne Avantie, seorang perancang busana ternama negeri ini. Karya-karyanya nggak hanya mendapat pengakuan dari masyarakat dalam negeri, lho, tetapi juga luar negeri.

Butuh proses

Langkah pertama yang mesti dilakukan adalah kita harus menemukan terlebih dahulu di dalam diri kita talenta atau kemampuan menjadi seorang desainer. Ini penting sebagai modal dasar. Setelah itu, ada baiknya kalau kita menempuh sekolah atau pendidikan fesyen. Bisa di luar negeri atau dalam negeri. Tapi, buat kita-kita yang nggak punya cukup uang untuk belajar fesyen secara formal apalagi belajar ke luar negeri, jangan langsung berkecil hati. Pada dasarnya kita bisa tetap menjadi seorang desainer selama kita mau menggali potensi diri dan tentunya bekerja keras. In a word, kita bisa belajar secara otodidak.

Contohnya Anne Avantie, sekalipun nggak mengenyam pendidikan fesyen, dan cuma lulusan SMA, beliau bisa menjadi desainer kesohor. Kuncinya, ya seperti tadi, mau menggali potensi serta bekerja keras. Jadi, nggak ada alasan untuk menyerah. “Jangan fokus pada kekurangan tapi berilah prioritas pada kelebihan kita. Kekurangan jangan pernah dijadikan alasan,” nasihat Anne.

Elemen lain yang mutlak harus dimiliki seorang desainer adalah kreativitas. Pasalnya, seorang desainer harus bisa menciptakan karya-karya yang orisinil. Terinsiprasi karya orang lain sah-sah saja, tapi kita harus bisa meng-create ulang atau mengubahnya menjadi sesuatu yang berbeda atau bahkan unik. Seperti halnya karya-karya Annne Avantie yang mendapat pengakuan publik karena keunikannya. Jadi, untuk menjadi desainer handal, berpikirlah kreatif dan jangan pernah takut menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang lain.

Tapi tunggu dulu, sekalipun kita sudah bisa menciptakan sesuatu yang beda dan unik, jangan buru-buru berbangga diri. Karena sebelum karya-karya kita diterima dan diakui publik, kita belum ‘sah’ sebagai desainer. Seperti yang diakui Anne, yang memberi predikat desainer bukanlah diri kita sendiri, tapi masyarakat. Anne saja butuh waktu bertahun-tahun untuk karyanya diakui masyarakat. Diawali merancang kostum panggung, kemudian merambah ke gaun penganti, gaum malam, hingga kebaya yang menjadi fokus desainnya saat ini. Perjalanan panjang dan kegigihan membawa Anne menjadi salah satu perancang busana terkemuka dan sukses di Indonesia (bahkan manca negara, lho). Kiranya pengalaman seorang Anne Avantie bisa jadi pembelajaran buat para calon desainer fesyen, nih. Ingat, untuk meraih kesuksesan nggak ada yang instan. Semua harus melewati proses.

Oya, untuk melatih kemampuan, Anne memberi saran, banyak-banyaklah magang dan jangan pernah takut salah dalam mencoba sesuatu. “Banyak salah membuat kita mendapatkan hal baru,” tutur desainer yang mendapat penghargaan Kartini Award dari Ibu Ani Bambang Yudhoyono ini.

Jod Desk

Pekerjaan seorang desainer fesyen adalah merancang busana para klien atau pelanggannya. Untuk hal ini, yang pertama-tama harus dilakukannya adalah mendengarkan permintaan klien. Kata Anne, biasanya klien yang datang sudah membawa konsep pakaian yang diinginkan. “Klien biasanya tidak akan mengikuti saran kita seratus persen,” katanya.

Dalam melayani klien, ujar Anne, dibutuhkan kesabaran dan perjuangan dalam menciptakan karya. Hal lain yang nggak kalah penting, seorang desainer fesyen harus memiliki bahasa tubuh yang baik, tutur kata yang baik dan terutama manajemen yang baik. “Kalau manajemennya tidak baik, jadual yang sudah ditetapkan dengan klien bisa mundur. Kalau sudah begitu, kita bisa dimarahi klien,” ujar desainer yang pernah memperoleh penghargaan sebagai Desainer Favorit Majalah Dewi.

Tugas lainnya, seorang perancang busana harus bisa membuat pola busana, mengetahui cara memotong pola pakaian yang tepat, memiliki pengetahuan mengenai seluk beluk bahan kain, dan harus bisa memahami apakah suatu jenis kain tekstil tertentu bisa dijadikan sebagai bahan pola pakaian tertentu. Jangan sampai terjadi perpaduan yang nggak match. Misalnya, memadukan bahan kain A dengan bahan kain B, padahal struktur tenunan kain A dan B berbeda.

Seorang desainer juga harus memahami dunia aksesori pakaian. Ini perlu untuk mengetahui karakter aksesori pelengkap busana, seperti anting, gelang, kalung, dan sepatu. Kalau tertarik profesi ini, nggak ada salahnya kamu mempelajari karakter aksesori-aksesori tersebut mulai dari sekarang.

Mewariskan ilmu

Bila kelak kamu mulai menapaki profesi ini, sebaiknya bergabunglah di komunitas-komunitas pengusaha mode Indonesia, seperti Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI). Anne juga bergabung dalam APPMI, lho. Ia mengaku, sejak bergabung di APPMI merasa lebih professional sebagai desainer. Pengetahuan dan wawasannya pun makin luas. Pasalnya, APPMI merupakan wadah untuk saling belajar para anggotanya.

Anne berpesan, jika kamu kepingin menekuni profesi ini, jalani dengan fokus pada pilihanmu. Dan jangan lupa, kamu juga harus memiliki budi pekerti, pelajaran yang nggak akan kamu dapat di sekolah mode. Budi pekerti ini banyak sekali manfaatnya. Salah satunya menjaga supaya kita nggak sombong saat menjadi desainer terkenal. “Kalau kita nggak punya budi pekerti, gaya hidup kita bisa tidak sehat. Itu bisa bahaya sekali,” ungkap perempuan yang selalu berpenampilan sederhana ini, beda dengan penampilan desainer fesyen umumnya.

Last but not least, jangan lupa untuk berbagi ilmu pada orang lain. Anne pun melakukan hal yang sama. Ia kerap memberikan kursus singkat pada pengrajin di sekitar tempat tinggalnya di Semarang. Yup, kita harus mencontoh Anne yang mewariskan ilmunya pada orang lain. Sebagai orang percya, hidup kita memang seharusnya menjadi saluran berkat, kan? (retz)

0 komentar:

Posting Komentar

TWITTER