Oktober 2009 Sacrifice For The Glory
Selasa, Agustus 10, 2010
Label:
Wanna be
~
Tertarik dengan olahraga bela diri Taekwondo? Atlet Taekwondo Fransisca Valentina mau bercerita banyak, nih. Pengalaman cewek yang sudah menekuni olahraga asal Korea ini sejak umur 14 tahun bahkan menjadikannya profesi, bisa jadi masukan bermanfaat buat kamu-kamu, lho. Yuk, disimak!
Mulai berlatih sejak dini
Jadi atlet taekwondo, kata cewek yang akrab disapa Siska ini, ada baiknya mulai berlatih sejak dini. Paling telat usia 12 tahun. Karena di umur segitu, otot tubuh masih lentur dan kesempatan bertanding tentu lebih banyak.
Tapi tenang saja, kalau umur kamu sudah lebih dari segitu, bukan berarti kesempatan jadi atlet taekwondo tertutup. Siska sendiri baru memulai latihan taekwondo umur 14 tahun. “Kesuksesan nggak mutlak tergantung kapan memulainya, tapi seberapa kita tekun,” beber Siska.
Selain ketekunan, faktor talent juga berpengaruh. Buktinya, banyak yang bisa taekwondo tapi yang betul-betul profesional cuma segelintir. Salahsatunya, ya, Siska. Bayangin, nih, dalam waktu singkat, tepatnya hanya 3 bulan, doski sudah bisa maju bertanding, lho. Kata sang pelatih, hal ini jarang terjadi. Sudah gitu, langsung mengantongi Medali Emas sekaligus menyabet predikat “The Best Player” Kejuaraan Taekwondo Tingkat Jawa Tengah tahun 2001 (keren banget, kan!).
Teknik yang dipelajari
Dalam taekwondo ada beberapa hal yang harus dipelajari: Pertama, Poomse atau rangkaian jurus. Ini merupakan rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri. Kedua, Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras. Sasaran atau obyek yang digunakan biasanya benda mati, seperti papan kayu, batu bat, genting, dll. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan. Ketiga, Kyoruki atau pertarungan. Ini merupakan latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.
Tingkatan di taekwondo
Ada enam tingkatan dalam taekwondo. Untuk satu tingkatan, waktu yang dibutuhkan adalah tiga bulan. Ini untuk lebih jelasnya!
Putih, melambangkan kesucian, dasar dari semua warna.
Kuning, melambangkan bumi. Sebelum naik sabuk hijau biasanya naik ke sabuk kuning strip hijau terlebih dulu. Hijau, melambangkan hijaunya pepohonan. Pada tingkatan ini, dasar taekwondo mulai dikembangkan. Sebelum naik ke sabuk biru biasanya naik ke sabuk hijau strip biru terlebih dulu.
Biru, melambangkan birunya langit yang menyelimuti bumi dan seisinya. Artinya, kita harus mulai mengetahui apa yang sudah kita pelajari. Sebelum naik sabuk merah biasanya naik ke sabuk biru strip merah terlebih dulu.
Merah, melambangkan matahari. Ini mengandung filosofi, kita mulai menjadi pedoman bagi orang lain dan harus bia mengontrol setiap sikap dan tindakan kita. Sebelum naik sabuk hitam, biasanya naik ke sabuk merah strip dua dan merah strip satu dahulu.
Dan terakhir, Hitam, melambangkan kedalaman dan kematangan dalam berlatih dan penguasaan diri kita dari rasa takut dan kegelapan. Hitam memiliki tahapan dari Dan 1 hingga Dan 10.
Mau bayar harga
Seperti hal lainnya dalam hidup, untuk sukses di olahraga ini juga mesti mau bayar harga. Mesti mau banyak berkorban. Di antaranya:
Displin dalam latihan.
Senggaknya 2x latihan dalam sehari, 3 jam dalam 1x latihan. Itu baru yang standarnya. “Kalau mendekati hari pertandingan latihan bisa sehari empat kali. Jadi, sehari latihan selama 12 jam,” aku cewek peraih Medali Emas dalam PON XVI tahun 2004 ini. Wuih.. lama juga, ya? Kalau bosan? Tip Siska, alihkan rasa bosan ke kegiatan lain yang kita suka dan positif. Misalnya libur latihan untuk berkumpul sama keluarga.
Waktu bareng keluarga berkurang.
Melihat jadwal latihan yang padat banget, otomatis waktu kumpul sama keluarga jadi berkurang. Siska misalnya, yang dalam sebulan cuma bisa ketemu satu atau dua hari dengan keluarganya. Tapi itu harus rela dilakukan gadis yang tahun 2005 lalu meraih Medali Perunggu pada SEA Games XXIII di Philipina ini demi meraih cita-cita.
Belajar lebih keras
Selain dengan keluarga, waktu belajar Siska juga agak tersita. Konsekuensinya, doski harus lebih kerja keras untuk mengejar ketinggalan. “Pernah aku nggak masuk sekolah selama satu semester. Jadi yang lain sudah terima rapor, aku masih ujian,” kenang cewek yang sedang menempuh pendidikan Hukum di Universitas 17 Agustus.
Gimana, sudah siap dengan semua pengorbanan yang kudu dilakukan ini? Tapi percaya, deh, nggak ada kerja keras yang berakhir sia-sia. Semua perjuangan dan perngorbanan kamu bakal membuahkan hasil yang memuaskan. Ingat selalu, yah, apapun yang kita lakukan dan apapun hasil yang kita terima, berikan bagi hormat dan kemuliaan nama Yesus! (retz)
Tips:
Uang, bonus, atau apapun hasil yang berbentuk materi dari mengikuti lomba, baiknya ditabung. Soalnya, masa kejayaan seorang atlet hanya sekitar 28 tahun. Itu berarti uang tabungan kita akan sangat bermanfaat pas kita ‘pensiun’ jadi atlet. Bisa buka usaha atau buka sanggar berlatih taekwondo, kan?
0 komentar:
Posting Komentar