BAMS SAMSON Cowok Introvert Yang Menomorsatukan Keluarga
Suka Musik Sejak Kecil
Sejak kecil Bams sudah tertarik pada musik. Ia termasuk orang yang “melek” musik untuk anak seusianya. “Gue bukan tipe anak yang suka main game. Biasanya kan anak kecil seumuran gue waktu itu pada keranjingan game, tapi gue malah lebih suka main musik. Gue inget banget, waktu kecil pernah diajak sama om gue ke toko kaset. Waktu itu jamannya Ksatria Baja Hitam dan anak-anak lain masih dengerin lagu-lagu kayak gitu, gue malah beli albumnya Michael Jackson, Queen, Guns n Roses, sama Metallica. Dan album Indonesia yang pertama kali gue beli adalah Chrisye. Padahal nggak ada orang yang secara khusus ngenalin gue sama musik, semuanya dari diri gue sendiri. Saking sukanya sama musik, semuanya gue pelajarin. Dari main drum, main gitar, sampai belajar nyanyi”.
Proses Kedewasaan
Masa kecil Bams dilalui dengan kenakalan. “Waktu SMP gue bandel banget. Gue sering bikin ulah di sekolah, dari bolos sampai sering bikin nangis guru. Gue sering begadang dan ikut-ikutan klub mobil. Dalam sebulan gue bisa bolos 10 sampai 15 kali. Sampai puncaknya nyokap gue nyerah sama kenakalan gue. Nah, disitulah gue mulai bikin komitmen sama nyokap. Setelah nggak naik kelas, gue bilang ke nyokap kalo gue akan menjadi dewasa sesuai dengan yang nyokap gue mau. Gue akan bertanggung jawab sama apa yang gue lakuin, gue nggak ngecewain orangtua, nggak akan pake narkoba, ngelanggar hukum, dan malu-maluin keluarga. Dengan syarat, gue diberi kebebasan sebebas-bebasnya untuk melakukan hal apapun yang gue inginkan. Nyokap akhirnya memberi kepercayaan kepada gue. Alhasil, setelah itu gue naik kelas, nilai-nilai sekolah gue membaik dan semasa SMA gue udah nggak nakal lagi karena semua hal-hal bandel udah pernah gue lakukan, jadi gue udah ngerasa bosan bikin ulah”, kenang Bams.
My Mom is My Hero
“Gue nggak terlalu ingat masa kecil gue seperti apa, cuma yang gue ingat waktu nyokap gue jadi single parent. Sejak bokap dan nyokap gue bercerai, mama membesarkan gue dan adik gue seorang diri. Nyokap mendidik gue cukup keras. Dari kecil gue udah diingatkan sama mama bahwa gue adalah anak pertama yang harus bertanggung jawab dan melindungi keluarga. Karena itulah gue lebih mengutamakan keluarga dibanding yang lain. Dan gue nggak malu dibilang anak mami, karena kenyataannya memang gue deket banget sama nyokap. Man, gue salut banget sama nyokap yang bisa ngebesarin dan ngedidik anaknya seorang diri. Walaupun ditinggal bokap kandung, gue nggak merasa kehilangan figur ayah karena bokap gue yang sekarang (Om Hotma Sitompul, red) adalah sosok ayah yang sangat gue gue kagumi. Imannya besar banget, gue belum pernah ketemu orang yang imannya seperti bokap gue. Jujur, dari beliaulah gue yakin kalo Tuhan memang pasti kasih apa yang menjadi impian kita asal kita mau berusaha.
Diet Ketat Demi Basket
Waktu SMP badan gue pernah ngalamin problem kegemukan dan salah satu hal yang membuat gue ngurusin badan adalah basket. Gue suka banget main basket. Tapi, sejago-jagonya gue main basket, gue nggak akan pernah bisa bergabung di tim basket kalo badan gue gemuk. Karena itu gue diet dan dalam jangka waktu setahun gue berhasil nurunin berat badan sampai 40 kilo. Gue juga sempat ditawarin untuk gabung di divisi satu tim basket. Tapi karena nggak kuat sama latihannya yang super ketat, apalagi waktu itu gue juga harus membagi waktu dengan Samsons, jadinya gue lebih memilih musik.
Cowok Introvert
Bams adalah tipe cowok introvert yang lebih suka menghabiskan waktu senggangnya seharian di rumah dengan bermain musik atau membaca buku-buku tentang kepribadian dan pengembangan diri. “Gue bukan tipe orang yang suka hang out dengan banyak orang. Bukan berarti gue nggak suka bergaul. Tapi bertiga atau berlima jalan bareng dengan teman lebih asik buat gue dibanding jalan ke mall dengan teman segerombolan. Dengan begitu kita lebih bisa saling tukar pikiran dan lebih berasa seru aja ngobrolnya. Kalau libur gue lebih banyak ngabisin waktu dirumah dengan ngegym, main basket, ngulik lagu atau baca buku. Karena itu gue nggak begitu tahu tempat-tempat hang out yang asik di sekitar Jakarta”, kata cowok yang hanya tinggal berdua dirumahnya yang super besar itu.
Young Champion
Kesibukan Bams diluar aktivitasnya bersama Samsons dan GMB banyak diisi dengan kegiatan positif. Belum lama ini, ia terpilih mewakili Indonesia sebagai salah satu dari 12 anak-anak muda berprestasi di dunia untuk berbicara di forum What Makes A Young Champion di Singapura. “Gue dapet banyak banget pengalaman berharga disana. Gue ketemu dengan orang-orang sukses seusia gue. Kalo dibandingin sama mereka, gue nggak ada apa-apanya. Ada anak yang baru berumur 18 tahun sudah punya pabrik coklat besar, atau ada juga yang masih muda tapi sudah punya usaha salon yang bisa meraup untung 800 ribu dollar setahunnya. Satu hal yang gue dapat, mereka melakukan pekerjaan yang mereka suka dan mereka berhasil karena itu”.
Ingin Terus Membanggakan Ortu
Satu hal yang menjadi kerinduan Bams, adalah selalu menjadi kebanggaan bagi keluarganya. Which is, didalam proses membuat ortunya bangga banyak hal yang mesti ia lakukan. “Gue selalu ingat kata-kata bokap gue, Bams, kamu baru berhasil ketika kamu menghasilkan orang yang berhasil. Saat ini gue baru berhasil buat diri gue sendiri. Dan untuk kedepannya apapun yang akan gue lakukan, gue akan melakukan sesuatu yang berguna buat keluarga dan orang lain”, kata Bams di akhir pembicaraan.
(DAV)
0 komentar:
Posting Komentar