Playing With the Angles

~ Selasa, Agustus 10, 2010
Punya hobi jeprat jepret? Ada baiknya hobi kamu itu nggak sekedar jadi hobi tapi dikembangkan menjadi profesi yang mendatangkan duit. Apalagi sekarang profesi fotograpi memang lagi menjamur. Itu artinya, profesi ini prospek alias menjanjikan. Berniat jadi fotografi profesional? Curi ilmu dari MEGARANI MEWENGKANG, yuk…!

Menjadi seorang fotografer nggak mutlak harus menempuh pendidikan formal. Banyak fotografer belajar secara otodidak melalui buku-buku dan berbagai situs fotografi. Salah satunya Megarani Mewangkang. Dengan bakat sebagai modal dasar, perempuan cantik ini mempelajari seluk beluk fotografi lebih secara otodidak.
Selain bakat, seorang fotografer juga harus memiliki sense of art. Kedua hal ini penting. "You have to have an eye of a photographer. Ini semua kembali ke talenta yang Tuhan sudah sediakan. Ketertarikan untuk menjadi seorang fotografer tidaklah cukup jika tidak memiliki talenta dan sense of art," jelas Megarani.
Sense of art yang ada pada kita juga wajib diasah. Caranya, sering-sering melihat foto-foto dari fotografer lain, majalah, situs-situs fotografi, buku, pameran, dll. Hal ini bisa merangsang dan mempertajam sense of art kita. Cuma, kata Megarani, semua balik lagi ke talent. "Saya kerap menemui orang-orang yang berusaha keras mempelajari konsep fotografi, namun mereka tetap tidak bisa mendapatkan sense of art dari foto yang mereka ambil. Kadang mereka hanya menilai karya mereka dari sisi fokus. Selama foto tidak kabur (blur) akan dinilai baik."
Bicara soal tantangan, kesulitan yang sering ditemukan sebagai fotografi pemula adalah mencari klien. Ini nggak cuma terjadi di Indonesia, di Amerika, negara yang ditinggali Megarani sekarang, hal itu pun berlaku. Kata Megarani, lebih gampang mencari model untuk membuat portofolio ketimbang mendapat klien yang memang berniat membayar jasa bidikannya. Eits, jangan berkecil hati dulu. Jadikan kesulitan ini sebagai cambuk untuk memacu kita menjadi fotografer yang handal, dan tentunya profesional. Harus rajin juga menjalin relasi dari awal, yah. Ini pastinya akan sangat berguna dalam hal mendapatkan klien kelak.

Tergantung Tipe Pekerjaan
Dalam dunia fotografi, kamu bisa memilih jenis fotografi, antara lain wedding photographer, fashion photographer atau advertising photographer, journalist photographer, dan corporate/editorial photographer. Tentu ada perbedaan di antara keempat jenis fotografi tersebut. Wedding photography dan jurnalistik diperlukan kecekatan dan kejelian untuk mengabadikan momen-momen yang nggak bisa diulang kembali. Sementara fashion photography atau advertising photography diperbolehkan untuk mengulang beberapa pose dan dalam jangka waktu tertentu, jadi bisa bereksperimen dengan gaya yang berbeda.
Soal penghasilan tergantung tipe pekerjaannya. Misalnya wedding photografer yang hanya menghasilkan uang sewaktu ada pernikahan atau pre wedding photo session. Atau fashion photographer dan advertising photographer yang menghasilkan uang saat ada proyek dari klien. "Saya sendiri sewaktu bekerja di Coach sebagai Material Photographer, digaji per jam. Semua tergantung kesepakatan antara kedua belah pihak," aku cewek yang memilih Fashion, Wedding, dan Accesories Photography sebagai pekerjaannya. Kamu silakan memilih jadi fotografer yang mana.

Beberapa di bawah ini adalah job description seorang fotografer: 1. Bekerja dengan klien untuk mendiskusikan foto-foto/momen yang perlu diabadikan. 2. Melakukan penelitian dan melakukan tes shoot sebagai persiapan. 3. Berkomunikasi dengan model untuk mendapatkan gambar terbaik. 4. Mengatur peralatan yang diperlukan untuk mendapat gambar yang diinginkan. 5. Memproses hasil-hasil foto baik dengan cetak tradisional atau menggunakan software, seperti Adobe Photoshop.

Sebelum memotret, ada hal-hal yang musti kita perhatikan. Apa-apa saja? Check it out !
Sediakan lebih dari 2 baterai cadangan yang sudah di charge full.
Sediakan lebih dari 2 memory card berkapasitas 2 GB - 4 GB per memory card.
Set kamera, flash, lensa sesuai kebutuhan dan proyek.
Tes kamera, flash, lensa sebelum memotret.
Laptop dan media reader adalah dua elemen penting untuk memiliki back up copy.
Belajar Dan Bereksperimen
Setiap pekerjaan pasti ada suka dan dukanya. Di dunia fotografi kepuasan klien adalah hal yang paling menyenangkan yang bisa dirasakan oleh seorang fotografer. “Saat klien puas dengan hasil jepretan kita, ada kebahagiaan tersendiri yang muncul,” ujar cewek yang menetap di New York, USA ini.
Sedangkan dukanya kalau mengalami low battery pada saat pemotretan atau klien yang complain alias nggak puas. “ Juga ketika terjadi "accident" kehilangan arsip-arsip foto penting secara nggak sengaja," imbuh Megarani. Tapi menurut KD, nih, no pain no gain. Dengan pengalaman-pengalaman yang nggak enak kita justru bisa makin terlatih dan terasah. Istilah kerennya, bakal makin profesionall!

Mau jadi profesional? Menurut Megarani ada hal-hal yang ‘wajib hukumnya’ kita lakukan. Contekannya sebagai berikut!

1. Belajar, belajar, belajar baik dari buku, dari fotografer yang lebih pengalaman atau dari situs-situs fotografi. 2. Banyak bereksperimen, baik dengan objek manusia, binatang, barang, alam atau apa saja. "There's no limit for taking pictures, you can take pictures of anything. And keep playing with the angles," kata Megarani. 3. Memiliki peralatan fotografi yang menunjang seperti kamera DSLR, lens kit pro, tripod, lighting system, background, dsb. Gimana, kamu siap menjepret? (retz)

0 komentar:

Posting Komentar

TWITTER