D'Perfect You Edisi Mei 2009

~ Selasa, Juli 07, 2009

What Type Are You?
Ketika di bawah tekanan

Untuk menjadi pemenang dalam hidup, kita mesti kuat berada di bawah tekanan, termasuk tekanan yang berat sekalipun. Ini rahasia yang sudah ditemukan berabad-abad lalu oleh orang-orang besar yang pernah hidup.

Opportunity to grown up

Hidup memang nggak akan pernah lepas dari tekanan. Tapi, tahu nggak, sih, kalau setiap tekanan yang datang dalam kehidupan ini sesungguhnya merupakan kesempatan bagi watak dan karakter kita untuk bertumbuh. Itulah alasannya kenapa kita nggak boleh lari atau menghindar dari tekanan. Tekanan itu bisa berkaitan dengan keluarga, pekerjaan, study, keputusan, masa depan, bisnis, pelayanan, dll. Memang, harus diakui, yang namanya tekanan seringkali membuat kita jadi sedih, marah, kecewa, murung, bingung, dan frustasi. Tapi, kita nggak boleh membiarkan semua perasaan itu menguasai diri kita hingga berlarut-larut. Kita harus bangkit and then menghadapi tekanan itu!

Fyodor Mikhailovich Dostoevsky, sebelum menjadi seorang novelis ternama, pernah meringkuk di dalam penjara. Di sana dia harus menjalani kerja paksa setiap harinya. Namun, teralis dan tekanan berat yang didapatnya setiap hari selama di penjara, nggak membungkam kreativitas Dostoevsky. Di sanalah pria asal Siberia itu melahirkan karya terbesarnya seperti “The Double” dan “Notes of The Dead”. Bahkan dia tercatat menjadi salah satu sastrawan dunia terbaik, lho.
Dalam Alkitab sendiri, banyak tokoh yang bisa dijadikan teladan dalam soal menghadapi tekanan. Yusuf contohnya. Tahu, dong, kisahnya? Yusuf yang disirikin sama saudara-saudaranya, trus sempat dimasukin ke sumur sebelum dijual ke seorang saudagar Midian, hingga akhirnya bekerja di rumah seorang pegawai istana Firaun bernama Potifar. Penderitaan Yusuf berakhir?

Nggak, tekanan yang datang justru makin besar. Isteri Potifar menggodanya, namun Yusuf nggak bergeming. Karena marah, tante Potifar lantas memfitnah Yusuf hendak memperkosanya, lantas Yusuf dimasukkan ke dalam penjara. Namun di bawah tekanan yang besar sekalipun Yusuf tetap bertahan. Dia tetap setia dan percaya pada Allah, hingga akhirnya Allah menolong Yusuf sehingga Yusuf keluar dari penjara, lalu dipercaya kekuasaan yang lebih besar lagi. Yup, Yusuf keluar jadi pemenang!

Tekanan VS manusia
Dostoevsky dan Yusuf hanyalah sebagian kecil dari manusia yang berhasil mengatasi tekanan dalam hidupnya dengan baik. Sekarang, coba lempar pertanyaan ini pada diri kita sendiri, sewaktu menghadapi kesulitan atau diperhadapkan pada tekanan, seperti apakah diri kita? Bagaimana reaksi kita terhadap hal itu? Sebelum menjawab, ada baiknya kita mengenali dulu tipe-tipe manusia dalam menghadapi tekanan menurut Anthony Dio Martin di bawah ini:

Pertama, tipe kayu rapuh.
Orang dengan tipe ini sangat gampang patah arang atau menyerah terhadap tekanan, meski tekanan yang kecil sekalipun. From out side, dia bisa terlihat baik-baik saja tapi sebetulnya sangat rapuh di dalam. Orang macam ini kesehariannya juga gampang complain atau mengeluh, merasa nggak berdaya, cengeng, selalu minta dikasihani dan gampang minta bantuan orang lain begitu menemui kesulitan. Hasilnya, mereka jadi sangat lembek karena nggak terbiasa menghadapi tekanan. Untuk orang tipe kayu rapuh, kita harus berani ‘tega’, supaya dia terlatih menghadapi tekanan hidup, berpikir positif dan berani menghadapi kenyataan. Posisikan diri kita sebagai pendamping.

Kedua, tipe lempeng besi
Orang tipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan pada awalnya. Tapi seperti hal besi, sewaktu situasi menekan itu semakin besar dan complicated, dia mulai nggak stabil. Dia mampu menghadapi tekanan, tapi nggak dalam kondisi berlarut-larut. Tambahan tekanan sedikit saja, bisa bikin orang ini menyerah bahkan putus asa. Untungnya, orang tipe lempeng besi mencoba bertahan lebih dulu sebelum akhirnya menyerah. Tapi, kalau terus berusaha dan berlatih, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya. Ayo dilatih terus!

Ketiga, tipe kapas
Tipe seperti ini cukup ‘lentur’ dalam menghadapi tekanan. Saat tekanan datang, orang ini mampu bersikap fleksibel. Malahan, dia akan mengikuti tekanan yang terjadi. Dalam arti, dia bisa menyesuikan sewaktu terjadi tekanan. Tapi setelah berlalu, dengan cepat dia bisa kembali ke keadaaan semula.

Keempat, tipe bola pingpong
Ini tipe yang paling ideal. Orang-orang dengan tipe ini adalah orang-orang yang mampu survive di bawah tekanan. Sebesar apapun itu! Justru tekanan akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih termotivasi dan lebih kreatif. Perhatikan, deh, bola pingpong. Saat ditekan, justru dia memantul ke atas dengan lebih dasyat.

Kamu termasuk tipe yang mana? Well, tipe apapun kamu, satu hal yang perlu kamu catat baik-baik (kalau perlu distabilo, digaris bawahi, en ditebelin hehehe…), setiap persoalan yang datang akan membuat diri kita menjadi jauh lebih baik. Asalkan, kita meresponnya dengan benar. No pain no gain, right?

To do List
Sewaktu kamu diperhadapkan pada tekanan, lakukan hal-hal di bawah ini

Berpikir positif
Ini selalu jadi senjata yang ampuh dalam hal apapun. Dengan berpikir postif, otomatis kita mendatangkan energi dan kekuatan posotif dalam diri yang akan menjadi modal kita untuk menghadapi tekanan. Lihatlah hal yang buruk sekalipun dari sudut padang yang positif. Responi situasi atau keadaan sulit sebagai orang beriman. Jangan bersungut-sungut, mengutuki diri, atau meratapi nasib. Semua itu adalah respon yang negatif. Lebih-lebih kalau kita menyalahkan orang lain bahkan Tuhan seperti yang selalu dilakukan bangsa Israel saat menghadapi tekanan di padang gurun. Ini hanya akan membawa penderitaan dan tekanan yang lebih besar lagi. Nggak mau, kan? So, do positive thinking!

Miliki tujuan hidup
Nggak adanya tujuan hidup cenderung membuat kita nggak akan tahan sama yang namanya tekanan. Tujuan hidup akan membuat kita pantang menyerah, tetap semangat, dan optimis sekalipun ada bayak kesulitan atau tekanan yang kita hadapi, karena kita tahu di ujung perjuangan, ada cita-cita, impian atau tujuan yang siap kita raih. Dan sebagai orang yang percaya pada Yesus, kita harus menyadarkan tujuan, cita-cita ataupun impian kita dalam rancangan dan kehendakNya. Sehingga kita nggak akan punya tujuan hidup yang ngaco.

We need others
Dalam hidup kita nggak selamanya bisa melakukan segala sesuatu sendiri, adakalanya kita memerlukan bantuan orang lain. Kita butuh teman, sahabat, keluarga, kakak rohani, hamba Tuhan, siapapun, untuk menguatkan, menghibur, men-support bahkan menyediakan bantuan sewaktu kita diperhadapkan pada suatu tekanan. Akui dengan jujur dan terbukalah kalau kita memerlukan mereka.

Semakin di poles, semakin indah
Kita ini ibarat berlian. Supaya makin berkilap, kita mesti dipoles sedemikian rupa lewat masalah, persoalan termasuk tekanan hidup. Lihatlah tekanan sebagai wadah pemurnian watak, karakter dan hati kita. Ingat, setiap tekanan yang berhasil kita lewati akan membawa kita ke next level. Dengan berhasilnya melewati tekanan, kita akan mendapatkan pembelajaran dan ilmu yang sangat berharga, yang nggak akan bisa kita pelajari di bangku sekolah manapun. Selain dari kehidupan itu sendiri. Selamat menang dari tekanan!








0 komentar:

Posting Komentar

TWITTER