Lina Nakih: SEMBUH DARI KANKER PAYUDARA TANPA PENGOBATAN

~ Selasa, Oktober 05, 2010

Kanker payudara membuat tubuh Lina Nakih nggak berdaya. Sakit luar biasa di seluruh tubuhnya harus ditanggungnya. Suatu malam, terjadi peristiwa luar biasa dalam hidupnya. Cewek yang berumur 29 tahun ini pulih dari kanker payudara.

Awalnya kupikir penyakitku hanya kecapekan dan masuk angin. Maklumlah, aku harus bekerja keras merintis usaha toko jamu dan obat yang baru saja berdiri bersama kakak perempuanku. Aku merasakan pegal di sekujur tubuhku, terutama pada bagian pundak, tepat di belakang payudara kiri. Tapi kok makin lama sakitnya makin menjadi. Sekujur tubuhku pun ikut sakit. Pernah saking sakitnya, aku minta tubuhku dikerik sama kakak perempuanku. Selesai dikerik, nggak sengaja aku mendapati sebuah benjolah sebesar telor puyuh di dekat belahan dada sebelah kiri. Tapi karena waktu itu aku belum paham betul tentang penyakit kanker payudara, aku menyikapinya biasa saja.

TUBUHKU SEPERTI DICUBIT-CUBIT

Semakin hari, aku merasa bagian punggungku semakin sakit, dicubit-cubit atau dipukul-pukul. Akhirnya aku telpon adikku untuk diantar ke dokter keluarga. Usai diperiksa, dokter memintaku untuk ke rumah sakit. Melihat tingkah dokter yang nggak seperti biasanya, timbul kecurigaan dalam diriku. Bahayakah penyakitku?

MENJADI PEMALU

Setelah diperiksa dokter keluarga itu, aku nggak bertindak apa-apa. Sayangnya, di tengah kondisi menahan sakit, aku masih merahasiakan penyakitku pada keluarga dan teman-temanku. Aku malu, takut bila ditanya atau dilihat oleh mereka. Makin hari rupanya nggak hanya tubuhku, sifatku pun ikut berubah. Aku menjadi pendiam dan pemurung.

MAZMUR 86:1-13

Aku ingin sembuh. Aku ingin Tuhan menolongku. Setiap hari aku bergumul sama Tuhan. Aku menangis. Sampai-sampai membaca Alkitab pun sambil menangis. Puji Tuhan waktu itu aku diingetin doa Daud yang minta pertolongan Tuhan (Mazmur 86:1-13). Doa itu kutulis dan kutempel di bawah TV. Jadi setiap hari aku lihat, baca, dan memperkatakannya. Namun, benjolanku semakin membesar, sebesar telor ayam yang dibelah dua. Akhirnya aku nggak tahan dan menceritakan tentang penyakitku pada teman kosku, Vidia.

STADIUM TIGA

Vidia pun kaget mendengar ceritaku. Karena aku pemalu dan nggak mau memeriksakan penyakitku ke dokter, akhirnya ia menelpon seorang dokter, dr Vena untuk memeriksaku di kos. Usai memeriksaku, dokter hanya memintaku untuk banyak berdoa dan berserah pada Tuhan. Dia juga memintaku harus ke rumah sakit. Tanpa sepengetahuanku, dr Vena bicara empat mata dengan Vidia. Ia mengatakan bahwa penyakitku sudah sampai stadium tiga. Setelah kejadian itu aku panik dan akhirnya aku beranikan diri menceritakan penyakitku pada kakak perempuanku. Aku pun tetap bergumul. Puji Tuhan di tengah sakit, aku tetap aktif pelayanan dan minta teman-teman mendoakanku.

DOA PENGERJA

Minggu berikutnya, di gerejaku mengadakan doa pengerja. Saat doa pengerja, aku benar-benar merasakan hadirat Tuhan. Aku katakan pada Tuhan kalau aku membutuhkan-Nya. Setelah doa pengerja, aku sempat cerita kebeberapa teman dan mereka bantu berdoa untukku. Selesai malam itu, aku merasa lelah sekali. Paginya, aku mandi sembari menyanyi lagu-lagu rohani. Tiba-tiba saat menyabuni bagian kiri tubuhku, aku kaget sekali. Benjolan yang selama ini melekat tiba-tiba menghilang. Aku bingung sekaligus bersyukur.

SEMBUH TOTAL

Aku menceritakan hal itu ke Vidia. Kami sepakat untuk memeriksakan tubuhku ke rumah sakit. Begitu selesai diperiksa, aku kaget melihat hasil pemeriksaan. Puji Tuhan, hasilnya baik. Aku betul-betul bahagia. Aku pun menceritakan kebahagiaanku pada keluarga. Mereka kaget dan menangis begitu tahu semua yang kualami. Aku bilang sama Mama yang waktu itu belum percaya Yesus bahwa Tuhan Yesuslah yang menyembuhkanku. Puji Tuhan, Mama pun akhirnya mau menerima Tuhan Yesus. Sejak sembuh dari sakit aku lebih sungguh-sungguh lagi ikut Tuhan. Sebab, aku sudah mengalami dan merasakan semua kebaikan dan kemurahan Tuhan. Aku mau bagikan apa yang kualami bersama Tuhan. Aku mau hidupku jadi berkat di mana pun Tuhan menaruhku. (retz)

0 komentar:

Posting Komentar

TWITTER