Kenapa NATAL 25 Desember?

~ Rabu, Agustus 11, 2010

Memasuki bulan Desember, suasana Natal sudah mulai terasa di beberapa pusat perbelanjaan di kota-kota besar, melalui dekorasi pohon Natal, hiasan-hiasan dan lampu-lampu Natal, rusa-rusa dan kereta salju beserta patung Santa Klaus yang membawa bingkisan hadiah. Beberapa gereja mulai sibuk membentuk panitia Natal untuk menyiapkan Kebaktian Natal. Tapi, mengapa hari Natal bisa dirayakan tanggal 25 Desember? Padahal dalam Alkitab, tidak tertulis sama sekali bahwa Yesus lahir ditanggal 25 Desember? Ikutin yuk ulasan KD kali ini…..!

White Christmas

I'm dreaming of a white Christmas
With every Christmas card I write
May your days be merry and bright
And may all your Christmases be white

Sepenggal lirik lagu diatas menceritakan suasana Natal dengan suasana serba putih yang bernuansa salju, sehingga sering disebut White Christmas. Nggak jarang orang berasumsi bahwa Yesus lahir di musim dingin yang bersalju di kota kecil bernama Betlehem.

Gambaran demikian jelas nggak sesuai dengan gambaran yang dilukiskan oleh Lukas mengenai peristiwa besar itu. Dalam Injil ini tertulis, "Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam" (Lukas 2:8). Di wilayah Yudea, setiap bulan Desember adalah musim salju dan hawanya sangat dingin, jadi nggak mungkin para gembala masih bisa menjaga domba-dombanya di padang rumput sebab di musim tersebut sudah nggak ada rumput yang tumbuh lagi. Para gembala di Betlehem akan meninggalkan padang penggembalaan dengan berlindung di gua-gua yang disebut Grotto yang banyak terdapat di sekitar Betlehem.

Biasanya para gembala menggiring kawanan domba mereka ke padang setelah hari raya Paskah sampai hujan pertama atau salju tipis di awal Oktober. Ini berarti peristiwa kelahiran Yesus diperkirakan terjadi dalam selang waktu di antara Paskah di awal April sampai awal Oktober.

Mengapa tanggal 25 Desember?

Menjelang abad pertama sampai pada abad keempat Masehi, dunia dikuasai oleh Pemerintahan Negara Romawi, dimana agama Kristen belum diakui secara resmi. Di zaman Kaisar Aurelius (th. 212M-275M), pada tahun 274M, tanggal 25 Desember diumumkan menjadi hari penghormatan khusus untuk Dewa Matahari (Saturlia). Pada tanggal tersebut, matahari kembali bersinar di belahan bumi utara setelah beberapa waktu matahari bersinar sangat sebentar atau bahkan nggak terbit, sehingga keadaan menjadi dingin dan suram. Nah, waktu matahari mulai bersinar lagi, dewa matahari dianggap udah lahir kembali.

Setelah Konstantin (285-337) naik tahta menjadi kaisar dan memeluk agama Kristen pada abad ke-4 M dan menempatkannya sejajar dengan agama kafir Roma, banyak rakyat yang mengikuti Konstantin memeluk agama Kristen. Gereja sadar bahwa banyak orang Romawi menjadi Kristen karena ikut-ikutan Kaisarnya. Agar orang-orang Romawi dapat menganut agama Kristen tanpa meninggalkan tradisi mereka sendiri, Paus Julius I memutuskan pada tahun 350 bahwa kelahiran Yesus diperingati pada tanggal yang sama, yakni 25 Desember. Oleh Gereja pusat perhatian dialihkan pada Perayaan Kelahiran Yesus Kristus yang dianggap oleh orang Roma yang masuk kristen sebagai Sang Matahari Sejati. Yesus dianggap adalah Matahari Sejati, mereka mengutip tulisan Alkitab yang mencatat bahwa Yesus membawa terang bagi umat manusia yang berada dalam kegelapan, dengan konsep sumber terang adalah Matahari, karena itu antara Yesus dan Matahari seolah-olah ada kemiripan. “Counter culture” terhadap pemahaman tersebut secara sadar dilakukan oleh Gereja demi pertumbuhan iman umat. Ketetapan tersebut nggak bisa diterima oleh gereja-gereja di Yerusalem yang menolaknya sampai abad 6. Setelah itu secara nggak resmi umat Kristen menerima 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus, walaupun banyak yang mengetahui bahwa itu bukan tanggal yang sesungguhnya.

Well, walaupun kita nggak tahu tanggal pastinya Yesus lahir, yang paling penting kita nggak boleh melupakan makna kelahiranNya kedunia ini, yaitu untuk menyelamatkan manusia. Tuhan Yesus merupakan inti perayaan hari Natal yang diadakan setiap tahun di seluruh dunia. Dialah penyebab hari itu dirayakan sebagai suatu peringatan akan kedatangan Allah yang bersedia merendahkan diri-Nya sendiri, menjelma menjadi seorang manusia, agar kita, anak-anak manusia, bisa disebut sebagai anak-anak Allah (Galatia 3:26).

(eirn)

0 komentar:

Posting Komentar

TWITTER