D’perfectYou Maret 09
~
Selasa, Juli 07, 2009
Label:
D perfect you

Learn To Be Sensitive
Terlalu sensi pastinya nggak baik. Tapi kelewat nggak sensi alias nggak peka sama orang lain juga nggak kalah nge-betein! Setuju, kan?
Di dunia ini kita nggak bisa hidup sendirian. Sebagai mahkluk sosial kita tuh butuh bersosialisai atau bergaul dengan orang lain. Nah, dalam bergaul dibutuhkan banget yang namanya kepekaan. Kepekaan untuk mengerti dan memahami orang lain. Ehm, pastinya bete banget, kan, kalau ketemu sama orang yang nggak ada sensi-sensinya?
Misalnya saja, waktu kita lagi punya masalah, eh, teman kita sendiri nggak ada niatan atau keinginan buat bantuin. Atau pas kita lagi nggak mood buat becanda, teman di sebelah kita malah asyik ngisengin atau ngejahilin kita. Wuah, pastinya bawaan kita sebel dan rasanya pengen segera menjauh dari orang model kayak gini.
Hidup dengan orang yang nggak punya kepekaan memang nggak gampang. Karena orang yang nggak peka cenderung nggak menyadari dampak dari perbuatan dan perkataannya pada orang lain. Padahal, sebagai anak-anak Allah kita diajarkan untuk memiliki kepekaan yang tinggi terhadap kebutuhan orang lain, lho.
Dan yang perlu kita pahami, ketidakpekaan bakalan munculin banyak masalah, yang pada akhirnya hanya akan bikin hubungan kita nggak asyik dengan orang-orang di sekitar kita. (bisa-bisa kita dijahui, lho). Seperti yang di bawah ini, nih!
Menimbulkan luka hati.
Orang yang nggak peka cenderung nggak menyadari kalau dia sudah melukai orang lain. Entah itu dari perbuatan atau perkataannya. Meski pun sebetulnya dia nggak bermaksud begitu, tapi tetap saja hal ini nggak akan menyenangkan bagi orang lain. Mana ada, sih, yang mau dilukai dua kali atau bahkan berkali-kali? Alhasil orang nggak peka cenderung hidup dalam kesendirian karena kebanyakan dijauhi. Persoalan yang muncul kemudian, makin sendiri, makin sulit dia mengembangkan kepekaannya.
Membuahkan prasangka buruk.
Orang yang nggak peka sering menimbulkan kesalahpahaman dengan sesamanya. Tingkahnya yang sering melukai membuat orang kerap berprasangka kalau dia berniat buruk atau berperangai nggak baik. Sebagi akibatnya, perbuatan atau perkatannya sering ditafsir keliru dan negatif oleh orang.
Jadi terlihat egois
Orang yang nggak peka akan mudah dilihat sebagai orang yang egois lantaran dia ‘buta’ terhadap reaksi orang dan hanya mementingkan diri sendiri. Tanggapannya pun terhadap orang lain cenderung salah sasaran sehingga sering memperkeruh relasi atau sebuah hubungan
Mengecewakan orang
Hidup nggak selalu mulus, dan terkadang kita mesti menjalani persoalan hidup yang berat. Di saat-saat seperti itu kita tentu membutuhkan teman yang bukan saja bisa membaca kesulitan kita tapi juga menawarkan bantuan tanpa kita memintanya. Ehm, seneng banget, kan, mendapat perhatian manis seperti ini? Berteman dengan orang yang nggak peka sudah tentu mengecewakan karena dia nggak tanggap sama kebutuhan di sekitarnya.
Ujung-ujungnya, orang yang nggak peka susah mendapatkan teman atau rekan untuk diajak bekerja sama. Kalau sudah begini, pastinya diri sendiri yang paling dirugikan. Makanya, mulai sekarang kita wajib, nih, melatih diri untuk jadi orang yang punya kepekaan. Nggak kepingin dijauhi sama semua orang, kan?
Yang perlu dilakukan:
● Salah satu kelemahan orang yang nggak peka adalah nggak suka menengok ke ‘dalam diri’ untuk introspeksi. Mulai sekarang, coba deh membiasakan diri membuka lembaran kejadian selama sehari, dan berupaya menempatkan diri pada posisi orang yang kita temui sepanjang hari itu. Usahakan untuk melihat setiap hal yang kita lakukan dari kacamata orang, bukan hanya kacamata sendiri.
● Silakan bertanya pada orang lain dan mengecek reaksi terhadap perkataan atau perbuatan kita. Kalau ada yang nggak berkenan, jangan ragu untuk meminta maaf.
● Belajarlah untuk membaca reaksi orang lewat ekspresi wajahnya. Misalnya karena perkataan kita yang nggak mengena di hati, wajah lawan bicara kita tiba-tiba jadi mengeras. Kalau nggak yakin, nggak ada salahnya menanyakan langsung, misalnya, ada yang salah dengan ucapan saya, yah?, dsb.
● Berinisiatiflah untuk berbuat sesuatu saat mendengar ada kebutuhan di sekitar kita. Meski kita mungkin nggak bisa berbuat maksimal, at least kita berusaha melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Misalnya, tanya apakah teman kita punya pergumulan, dan apa yang bisa kita lakukan untuknya. Firman Tuhan pun mengajarkan supaya kita saling memperhatikan. (Ibrani 10: 24)
● Ketidakpekaan bisa menjalar ke wilayah rohani, lho. Raja Saul bukan saja nggak peka pada sesamanya, ia pun nggak peka pada suara Roh Kudus. Akhirnya ia binasa dalam dosanya. Berdoalah seperti Pemazmur, "Selidikilah aku, ya Allah dan kenalilah hatiku, ujilah aku dan kenalilah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong dan tuntunlah aku di jalan yang kekal." (Mazmur 139:23-24).
● Terakhir, pahamilah kasih Allah sehingga kita pun mau belajar untuk mengasihi orang lain. Kasih adalah ajaran tertinggi dari kekristenan (Markus 12:30-31). Kalau memang kita mengaku anak-anak Allah, itu artinya kita mesti mempraktekan kasih dalam hidup kita. Dan salah satu bentuknya adalah peka terhadap kebutuhan orang lain. Lakukan mulai sekarang!

0 komentar:
Posting Komentar